PERIHAL MIMPI

Sesenyap apa yang menghujam
Ketika semesta tertidur dalam diri
Gemerisik dedaunan,gemertak ranting
Mengoda daun telinga
Dan desau angin menusuk tubuh berselimut
Oh…
Tangan siapakah ini?
Membelai sukma membawa pada negeri cahaya
Putih
Tak dingin
Tak panas
Senyap…
Merelung dalam dada
Kaukah puspa tajam itu?
Kalau iya bawa kedalam rahasia
Yang tersimpan sangat dalam
Terjemahkan perihal kedatanganmu pada malam seribu cinta

DESEMBER

usia yang semakin usang
terkulai pada angka-angka kalender
wajahnya yang purba
mengelayut di ujung tahun
ringkih tubuh tertatihtatih
berjalan dari ruang ke ruang

pohon cemara plastik
terangkai dari jejemari kecil
gemuruh nafas menahan isak dalam dada
memperhatikan kerutkerut wajahmu serupa sketsa-sketsa
yang terus memanjang,mengulir,lingkaran,patah-patah
ada yang ingin kau ceritakan padaku yang duduk disampingmu

desau angin menyelimuti semesta raya,dingin.
segumpal halimun menghalangi cahaya matahari
padang ilalang gontai
jalanan lenggang
pintu-pintu membisu
jendela kamar mengigil
menahan gemeruh angin,menampar.
Di sudut ruang kamar tengah,di bawah
Pohon cemara dan kerlap kerlip lampu
Ibu berdoa menyambut pagi di bulan desember :

“ Bapa kami yang ada di surga di muliakanlah namamu,pada natal tahun ini aku tak bersama suamiku tercinta Ia telah meninggalkan aku pada tahun yang lalu,kini ia ada dalam pangkuanmu dalam dekap cintamu.
Bapa…,aku dapat melihatnya Ia tersenyum padaku di pagi ini.”

Dari balik bantal guling,aku melihat ibu bercakapcakap dengan ayah
Dengan bahasa kalbu mereka melepas kerinduan