malam ini,malam penghabisan bagi dirinya. dimana sudah terlalu lelah ia bermain dengan kegilaan malam. banyak kisah tercantum dengan jelas pada kehidupan dirinya.
kembali ia pulang dari pengembaraannya,untuk kembali melihat kamar yang sudah terlalu lama ia tinggalkan.
terlihat sajadah tergantung pada dinding kamar bercat hijau.sudah terlalu lama ia terpajang pada dinding kamar itu.dibukanya jendela kamar agar terganti oleh udara malam ini.
menatap lama sekali ia pada sajadah yang tergantung itu.
melangkah ia pada sajadah itu.lalu dihamparkannya pada lantai bumi.
satu langkah ia berlutut pada hamparannya.
lama terdiam pada sajadahnya. dimana sudah sangat merindukannya berdua-dua dengan sajadahnya itu
lalu…,terdiam sejenak pada dirinya,menata bathin dan jiwanya. agar tak berlari kesana kemari kesadaran rasa pada dirinya.
langkah kedua ia memulai kata-kata doa tobat. dimana sudah terlalu banyak kerak pada jiwa panca inderanya.dimana terdengar lamat-lamat lafadz dzikir
Hu..Allah
Hu..Allah
Hu..Allah
biarkan..!
biarkan..!
” terbakar habis kerak-kerak itu Ya Robbi,”pintamu pada doa-doa
langkah ketiga kau bersimpuh dan menangis pada relung Qalbmu
menjerit pada langit jiwamu.
langkah keempat kau terdiam.
lalu…..,hening
kau hilang didalam samudera lautan dzikir.
lebur……………
mentari pagi tiba sudah,bernyanyi burung prenjak pada alam semesta. daun-daun menari diterpa angin pagi ini.
kembali sudah ia pada pengembaranya.
terlihat ada cahaya cinta pada dirinya,dimana yang selama ini hilang ditelan oleh gelombang kegilaan malam.
kaupun tertidur pada tanah bumi.terlihat tenang pada wajahmu,
aku melihat ada senyum pada dirimu.
langitjiwa……………………..