Friedrich Nietzsche

“ Ketika udara terasa jernih, ketika kesejukan embun bercucuran ke bumi, tak terlihat dan tak terdengar, kesejukan embun pun mengenakan sepatu-sepatu lembut, seperti segala yang lembut menyejuk: Apakah kemudian kau pun ingat, betapa dulu pun kau haus, mendamba cucuran airmata surgawi dan butiran-butiran embun, hangus dan letih, sementara di atas jalan-jalan kuning penuh rumput, berpencaran buih-buih cahaya matahari petang yang nakal menembusi pohon-pohon gelap.”

( Friedrich Nietzsche, 15 Oktober 1844 – 25 Agustus 1900 )

Human All Too Human by Friedrich Nietzsche

“ Di pegunungan kebenaran, engkau tak akan pernah mendaki sia-sia, entah karena engkau mendaki lebih tinggi hari ini, atau karena engkau melatih kekuatanmu hingga sanggup mendaki lebih tinggi di esok hari ”.

( Human All Too Human by Friedrich Nietzsche, 15 Oktober 1844 – 25 Agustus 1900 )

SAJAK-SAJAK LANGIT

DARK CHOCOLATE

Sehabis hujan sore-sore kau benahi rambut blonde dan melipat senyummu juga menyelimuti tubuhmu yang cendayam dan berbisik pada dinding telingaku. ” lelakiku,Kita tidak dapat menyembuhkan penderitaan dunia, tetapi kita dapat memilih untuk hidup dalam sukacita, kau seperti dark chocolate tak habis kucecap selalu.”

( langitjiwa. 2012 )

GADIS KOTA

Gadis itu membaca buku, sendirian di bawah payung pantai-nya, pura-pura santai, sedangkan jiwanya takut pada kemungkinan tidak pernah menemukan cinta dalam hidupnya.

( LANGITJIWA ANDRA. 2012 )

WANITAKU,

Aku katakan kepada kau : Pasir waktu telah terkikis untuk sebuah perubahan yang konstan, cinta saja tak cukup meskipun dari mereka telah pergi dan kembali.

( langitjiwa andra. Desember 2012 )

CATATAN DESEMBER

Seperti apa ketika rengkuh tak sampai ? Seperti mengapai timur dan barat. Seperti apa ketika dicintai dan mencintai ? Seperti rambut dibelah tujuh

Kini kau meletakkan hatimu di atas kertas dan ke dalam musik yang menyentuh. Di dua senja seseorang datang dengan mengirimkan dunia dalam genggaman, warna warni kebahagiaan dan emosi.

( Langitjiwa )

MATA SENJA

Matamu laut yang gelisah
Menciptakan gelombang udara menghantam kesunyian
Segala tersirat perlahan menyeruak, merobek langit sore
Mencuri mimpi-mimpiku juga membunuh doa-doaku
Dan menancap pada pasir yang berbisik

( langitjiwa andra. Bono. Des.2012 )

NYANYIAN SENJA

Awan begitu berat ketika aku mengantarkan kau ke pintu gerbang, waktu telah meminta langkah kakimu.
Tinggal desau angin dengan segenap iklas menyentuh dedaunan.
Berguguran, terbang melayang terbang tanpa tenaga

( langitjiwa andra. Nov. 2012 )

LAUT YANG TELAH MEMBAWAMU DARI MUSIM KE MUSIM

Kini aku menemukanmu di dalam botol pada tepi pantai
Di mana debur ombak memukul dari dua sisi menyentuh kaki

( langitjiwa andra. Nov. 2012 )

SEPARAH SENJA AKU MENULIS

Sedang perjalanan bukan setengah cara melangkah,
Perjalanan adalah melipat semesta raya.
Sedang cinta bukan setengah memeluk, tapi
Bagaimana meliputi tanpa batas.
Aku menuliskan ini di antara tumpukan buku dan foto-foto kenangan tergantung letih pada dinding
Dingin dan kaku

( langitjiwa andra. 2012 )

KOCIEZ

Kata-kata pun ambruk, tak kuat menahan nyeri makna
Seperti buih-buih busa bir pecah di tepian gelas

( langitjiwa andra. Nov. 2012 )

KALAU AKU TAK ADA

Angin merdeka kebebasanku
Sedang pisau-pisau tajam
Menghujam hatimu yang menatap dalam segala kenang

( Surabaya. Nov.2012 )

CATATAN PUKUL 2 DINI HARI

CATATAN PUKUL 2 DINI HARI

Perempuan bumi berlutut
Memangku malam yang pingsan
Di mana pasir waktu telah terkikis
Lupa untuk beristirahat dalam dirinya sendiri

Masihkah kau ingin
Di mana cinta telah menjadi batu
Jatuh di atas sampan
Yang akan membawa
Dari musim ke musim melulur jauh
Membuang kegelisahan yang mati
Menuju samudera raya

( langit )