CATATAN BIRU

(Satu)

Telah tertulis dalam lautan jiwa,awal dari segala cerita pada pertemuan dibulan yang hijau pada hari yang memerah saga.
Segala berawal menyusur rasa,berlari menuju huma diatas bukit,menari dipadang ilalang luas sejauh mata memandang.

Inilah kau dan aku jabat erat dalam pelukkan yang maha,membuka diri memasuki segala yang ada dan kita mencecap rasa anggur dan roti. Perjamuan telah dimulai.
Malam pertama dititik pertemuan suara kita saling bersahutan tak henti seperti alir air. Dua malam,tiga malam,empat malam hingga pada malam yang melaju cepat dan mengalir deras membawa segala yang ada pada semesta diri.

(Dua)

Di terminal keberangkatan tinggal menunggu waktu untuk melintas diatas samudera luas. Menata hati,menenangkan lautan yang gelisah didalam dada.selalu saja ada ketakutan dalam diri dan aku berusaha untuk mematahkanya.
Menatap awan gemawan dari balik jendela pesawat pikiranku mabuk membayangkan segala pertemuan nanti.
Tiba dikotamu aku hirup dalam-dalam udara dan bau aromanya.
Satu langkah,dua langkah,tiga langkah membawa bongkahan pantat terdampar pada bangku ruang tunggu menunggu kau datang menjemput.

( Sepanjang hari kusketsa dirimu dari waktu ke waktu )

Dan inilah sketsa dirimu hadir didepanku telah mejadi sketsa yang hidup. Dan kita tenggelam dalam rasa yang begitu maha.
Grand Palace song terlantun lembut membawa kesadaran diri terbang tinggi menuju nirwana.

(Tiga)

Inilah pertemuan yang ajaib kekasihku.
Mengapa kaukatakan ini pertemuan yang ajaib?
Yah…semua bermula dari baitbait sajak,
Dan rentang yang jauh usia kau dan aku.
Pada sajaksajakmu aku memasuki dunia hatimu,suasana kegelisahan dan suka cita. Pada usia,saat kau terlahir dan tumbuh aku masih menjadi benih. Kau semakin tumbuh lalu pergi melalang buana aku masih dalam timangan ibu. Kini,kita dipertemukan dalam pertemuan yang ajaib,Sungguh.
Dan kita terbang dari mega ke mega sepanjang hari