PADA DINDING AKU TULIS BEBERAPA KALIMAT YANG PATAH-PATAH

SATU,

aku sudah ada yg meminang,dan itu tidak lama lagi aku akan bersuami. Tapi,jangan sekalikali kau lupakan tentang percintaan kita pada yang lalu,yang telah membuat ledakannya mengetarkan semesta raya.

DUA,

Gadis itu membaca buku, sendirian di bawah payung pantai-nya, pura-pura santai, sedangkan jiwanya takut pada kemungkinan tidak pernah menemukan cinta dalam hidupnya.

TIGA,

sebelum aku menjadi abu cium jantungku.

EMPAT,

Hidup ini tanpa arti. Kamu membawa makna untuk itu. Arti hidup adalah apa pun yang kamu menganggap hal itu terjadi. Menjadi hidup adalah makna,apalagi yg kau mau dariku? lelakiku,Kita tidak dapat menyembuhkan penderitaan dunia, tetapi kita dapat memilih untuk hidup dalam sukacita. Aku mecintaimu.

LIMA,

mengingat bangku,mengingat bongkahan pantat kita ( BATAM,ALUNALUN )

ENAM,

kita tersentak tentang percintaan ini yang telah melahirkan bayangbayang.

TUJUH,

bagaimana sakit meninggalkan kau di sini terkubur di dalam batu.

DELAPAN,

Telah meminta kaki untuk segera tiba dan ketuk pintu adalah sebuah tanda,aku ada, yang telah menjadi sketsa yang hidup dari sebatang konte yang kau tarik garisgarisnya pada selembar jantungmu,telah berdiri nyata di depanmu.

SEMBILAN,

telah aku minta jari yang sangat manis dari tanganmu di altar doa,aku meminangmu.

SEPULUH,

mencoba utk mengatakan yang telah tertulis di dalam dada,kepada kau.
tidak ada yang mudah di buncahkan ketika mata berpandang
tinggal sengal di dua senja yang tertinggal untuk saling mengerti.

SEBELAS,

kepada angin yang berbisik pada pukul dua belas malam.

DUABELAS,

katakan kepada ibumu,nak. ayah sedang bertempur di dinginnya malam untuk segera tiba di lengkung alis matanya,katakan kepada ibumu,nak. simpan baikbaik senyum yang tak lekas di atas meja makan pada sisa bulan yang terbelah. katakan kepada ibumu,nak. katakan itu.

TIGABELAS,

dua anak manusia dalam lautan Sang,tentang cinta di dalam Hu

EMPATBELAS,

telah menyesap di dinding jantungku,airmatamu. telah menyusur jauh dan mengalir pada peredaran darahku,rasamu. setelah itu aku terbakar di ubun kepalamu,luruh menjadi abu,di keningmu.

LIMABELAS,

dark chocolate telah meminta kembali,bibirmu

ENAMBELAS,

dua tiga tetes telah menjadi hari yang baru di pagi ini,tentangmu

TUJUHBELAS,

bapakku seorang kuli angkut kata dan ibuku menjahit seribu nasib di rumah kaum langit

DELAPANBELAS,

tuangkan lagi cangkir ini hingga meluap di mana telah meminta kau untuk kembali

SEMBILANBELAS,

tinggal sunyi yang begitu rimbun pada stasiun tak bernama
luruh di kening merambat cepat ke jantung
pada ucap sepatah dua tiga patah kata: inginkan kau gairah hidupku

DUAPULUH,

tetes air keran yang tak tertutup rapat dan jug atetes airmata saling sahut di tik tok jam dinding. aku wanitamu angin yang berbisik pada dinding telingamu; inginkan dadamu huma di atas bukit yang hijau

KETIKA KAU CIUM JANTUNGKU

Ketika kau ucap ini jeda di antara frasa-frasa pongah

semua terlontar,melesat menancap dan meledak di dadaku yang karang

kemana gerak rasa ketika inginkan untuk menjadi apa yang mau?

di tengah gelombang keakuan bergetar keningku bersujud pada selembar awan

menarinari meninggalkan sangkar yang telah koyak moyak

Sebelum aku jatuh,sebelum aku terbakar.

pada jiwamu di antara kelopak bunga bermekaran dan

matahari pagi dengan cahaya yang kilau memanggilku,dan

kau raih dalam genggam tanganmu telah kembali hidup,

tersentuh oleh katakata terucap,doa yang terurapi

Kini kehidupan menampakan dirinya dengan cinta yang magis

bahwa aku tidak sendirian di dunia ini

kepada kau aku telah menjadi nyala api

api yang kudus di keningmu

ketika kau mencium jantungku

kau telah merasakan getar kedalaman rasa

* studio langit . 25.03.11. di dadamu pada pukul satu siang di hari jumat yang agung *

NAKONSE

Pasir waktu telah terkikis untuk sebuah perubahan yang konstan ketika cinta terucap tak cukup membuat kembali begitu pun bagi yang pergi adalah menyusur jarak. Mencoba untuk mewarnai dalam ingatan dalam hiruk pikuk yang begitu gila
ketika kau inginkan mimpi menjadi lekas,mengawinimu untuk sebuah cinta yang hujam

Beri dadamu,aku ingin mendengar degup jantung yang bertalu-talu ketika tatap mata saling beradu pandang.
Sebuah senyum saja tak cukup untuk menyiratkan kejujuran rasa
Dan peluk yang semakin erat tak begitu hangat ketika kesadaran terbang tinggi.

Malam yang rimbun dan begitu kabut pada huma di atas bukit,sebuah ladang yang menghijau
kau menarik tubuh yang meranggas untuk segera bersenggama menuntaskannya hingga tandas.
Ini payudaraku,remas,getar tangan meremas semesta rasa
Ini bibirku,lumat. Dan kita terbakar bersama deru nafas yang tertatih-tatih.

Oh….kita telah menjadi adam dan hawa tertulis dalam kisah kita sendiri pada malam yang begitu nakal.

Tik tok jam dinding,jendela yang mengangga lebar dan seburat cahaya matahari mencubit tubuh
tersentak kau terbangun di pagi hari yang bulannya selalu tabah mendengar keluh
yang telah menjadi karat dan kau gelisah bila janin ini tak mirip dengan wajahnya,suamimu.

* Bono Village,19.03.11 di pukul 01.35 a.m *.