kepada: Pelangi Anakku

andra
dinding tergores warna-warni krayon anakku
garis memanjang,patah-patah
lingkaran,putus-putus,titik-titik

pada sudut kamar lemari jati tua diam seribu waktu
di atasnya tergantung foto ayah terbingkai kenang
mata ayah terukir pada matamu
mata yang siap menatap kejam dunia

kamar ini tak terlalu luas
serupa sangkar berjeruji duri kawat
ah..! itu dinding pucat!
sebelum aku lempar kwas penuh dengan warna-warni rasa

Pelangi anakku,tunggu bapakmu
sedang menampung tetes-tetes rejeki
untuk membelikan mobil-mobilan terbuat dari kayu nangka
Bapakmu ini hanya seorang kuli angkut kata

*ketika aku menulis ini subuh dini hari nyanyian pejalan cinta melantun memanggil jiwa-jiwa untuk segera membasuh jiwapancindera yang sudah semakin berkarat
– ayah-170709

36 komentar di “kepada: Pelangi Anakku

  1. coretanmu kotorkan dinding rumah
    ah… ada getar gaib ditiap goresannya
    merajut berjuta imajinasi
    tentang HIDUP YANG TERBERI

    terimakasih anakku
    meski tetap saja kotorkan dinding rumah

  2. garis paling panjang pun awalnya adalah sebuah titik
    tiap titik mesti berarti
    sedikit saja tak menepati janji kala azali
    ujung garis hanyalah mati yang abadi

  3. pelangi akan selalu indah untuk di pandang…..
    semoga pelangi juga bisa menghargai setiap tetes keringat yang jatuh dari setiap pori bapaknya…….

  4. Salam kenal.

    Anak memang menjadi harapan bagi orang tuanya. Tawanya menyejukkan hati. Pulang kantor, capai terasa rontok setelah disambut oleh anak di depan pintu. Wajar sajalah sebagai bapak, begitu cinta pada anakknya. Termasuk nikmat yang Dia berikan kepada kita. Menyenangkan sekali………..

  5. Kedua bola matanya..sangat mengetarkan naluri seorang ayah….ah Bang sungguh beruntung dikau Bang…dengan kehadiran sosok mungil itu…ide pelanginya akan mewarnai ruang hati kita juga Bang…semangat… :mrgreen:

    -salam ^_^

  6. puisi bagus,, tatapan anak itu begitu polos n penuh energik
    dia gak pernah risau dengan apapun yg terjadi di dunia
    yg dia mau, dia ingin bermain tanpa batas

Tinggalkan Balasan ke nie Batalkan balasan