menjalani titik-titik malam ( II )

malam telah usai pada hari ini berganti kemilau langit tersinari oleh matahari pagi. menampakan perlahan-lahan seolah-olah ia malu untuk dilihat oleh Sang cinta.segurat cahaya pada langit timur dan terus ia akan berjalan pada cakrawala sampai ia akan tenggelam pada barat bumi. seperti itulah ia menghabiskan masa-masa berbaktinya pada sang cinta.

cepatku berdiri dan beranjak dari pembaringan dimana berjuta mimpi tercipta pada kasurku ini.
sudahlah biarkan ia bersama mimpi-mimpi tercipta dari kegundahan hatiku. dimana sekarang tepat jatuh pada tanggal 3 april dimana sebentar lagi aku akan berkemas untuk,menjalani kegiatanku yang dimana sudah seharusnya cepat aku selesaikan tugas-tugas mata kuliahku.kapan lagi aku harus menyelesaikannya kalau tidak harus dari sekarang. yach..! harus dari sekarang..!
sejenak setelah kubuka jendela kamarku,terlihat indah gunung arjuna menampakan kegagahanya pada alam semesta,hmm..reksa ! terbayang kembali sinar wajahmu pada matahari diatas sana dan terlintas pada langit-langit jiwaku………

hai..tua..!? sudahkah kau siap untuk menjelajahi pagi ini,itu sebutan untuk sepeda motor antikku.mari,biarkan roda-rodamu bersamaku untuk melihat sketsa dunia dan para pengembara-pengembara kehidupan. entah sudah berapa anak-anak manusia yang terkapar pada kegilaannya atau yang telah hilang dibawa dan dicabik-cabik srigala-srigala kota dimana berdiam ia pada setiap tikungan-tikungan jalan pada sudut kota.
segerombolan anak-anak berbaju putih abu-abu bergelayutan pada bis tua,mencari masa depan pada pagi ini,sekumpulan pedagang asongan tua muda mencari rejeki tercurah pada pagi ini pula,sesekali terdengar lantang sang kondektur mencari para penumpang dipinggir-pinggir trotoar jalan.terlihat sibuk para gelandangan merapikan alas kardus untuk disimpan dan akan dihamparkannya kembali pada tengah malam nanti,dimana lelah menyelimuti bathin dan jalan hidupnya,melihat gadis cantik tersenyum dari balik jendela mobil terhias pada paginya dunia.

itulah aku dan para pengambara kehidupan pagi ini. merah terlihat pada lampu jalan,kuinjak rem pada sepeda motorku. sesekali kulihat pada kaca spionku.hai..! ada sosok yang aku kenal dari cara ia berjalan dan dari gaya ia berpakaian. yah..! itu dia..! abang….!
hijau menyala cepat kumelaju kedepan sedikit,lalu cepat kuturun dan berlari kecil menghampirinya.
” selamat pagi,bang,” sapaku
” hmm..kau.!? yah,selamat pagi.” jawabmu
” pagi pada dunia ini tak akan seindah cerita pada negeri dongeng dimana sudah tersusun dengan rapi jalan cerita pada kehidupannya,dan begitu pula akhir perjalanannya. jalan cerita pagi ini tepat antara kau dan aku berpijak jalannya tak akan pernah akan sama dengan negeri dongeng itu. apalagi jalanmu dan jalanku…”
” akhir dari ceritanya pun tak akan pernah sama,pada kehidupan negeri itu.”
” ah..! sudahlah biarkan diriku melanjutkan perjalananku.”ucapmu kembali
” buldog, bila kau tak merasa keberatan aku menawarkan untuk mengantarkan kau.”
” hmm..baiklah,aku akan menerima tawaranmu itu.kasihan ini batang kaki dan kesepuluh jari-jarinya.batang kaki dan jari-jarinya mempunyai hak untuk beristirahat juga.’
” ah..? kau bang,ilmu kehidupan apa yang kau pelajari sampai kau menghargai kedua kakimu dan jari-jarinya.” gumamku dalam hati ini

bersambung…………..

( tulisan ini belum pada tahap edit jadi harap maklum kalau ada kata-kata yg tak begitu nyaman dibacanya….,salamku. langitjiwa……..)

3 komentar di “menjalani titik-titik malam ( II )

Tinggalkan Balasan ke Menik Batalkan balasan